Senin, 16 Desember 2024 – 16:05 WIB
ECNETNews – Pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan di kota pelabuhan Tartus, Provinsi Tartus, Suriah, sejak Minggu, 15 Desember 2024. Tartus menjadi lokasi penting karena merupakan basis Angkatan Laut Rusia dan fasilitas perbaikan kapal.
Serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel di Tartus dan Latakia berfokus pada sasaran yang digunakan oleh militer Rusia, termasuk galangan kapal yang sebelumnya dikuasai oleh rezim Bashar al-Assad.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan bahwa serangan udara Israel ke Tartus adalah yang terbesar sejak awal Perang Saudara Suriah pada 2011.
“Pesawat tempur Israel melaksanakan serangan dengan menargetkan lokasi-lokasi penting, termasuk unit pertahanan udara dan depot rudal permukaan-ke-permukaan,” demikian pernyataan Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.
Dalam satu minggu terakhir, militer Israel telah melancarkan ratusan serangan di seluruh Suriah. Dimulai pada 9 Desember 2024, serangan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berhasil menghancurkan armada kapal perang Suriah di Latakia.
IdF mengklaim telah menghancurkan sekitar 130 target strategis, termasuk gudang senjata dan instalasi militer Suriah, dalam serangan yang dilakukan oleh unit Komando Utara.
Tindakan Israel ini dilakukan setelah jatuhnya rezim al-Assad yang digulingkan oleh kelompok pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham dan Tentara Nasional Suriah.
Sementara itu, Persatuan Bangsa-Bangsa telah menyerukan Israel untuk menghentikan serangan besar-besaran di Suriah. Hingga saat ini, pemerintah transisi Suriah di bawah Perdana Menteri Mohammad Al-Bashir belum memberikan pernyataan resmi terkait serangan tersebut.
Serangan Israel ini terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan bahwa pasukannya melakukan serangan udara untuk menargetkan basis kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).