Rabu, 9 Oktober 2024 – 17:44 WIB
Bandung, ECNETNews – Sebuah video yang menunjukkan momen seorang ibu hamil menerima bantuan sembako di Desa Citeureup, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi viral di media sosial. Video tersebut dengan cepat menarik perhatian publik, menampilkan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang membagikan satu kantung plastik sembako kepada ibu hamil.
Momen menarik terjadi ketika kader PKK mengarahkan ibu hamil untuk berfoto dengan sejumlah telur. Setelah sesi foto selesai, telur tersebut diminta untuk dikembalikan kepada panitia distribusi. Alhasil, ibu hamil itu hanya menerima satu kantung plastik sembako tanpa telur, memicu banyak komentar dari netizen mengenai insiden tersebut.
Berdasarkan informasi dari banner yang terpasang di lokasi penyaluran bantuan, peristiwa itu berlangsung di Kabupaten Bandung. Banner tersebut mencantumkan “Penyaluran Bantuan Gizi Ibu Hamil dan Penyandang Stunting, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Tahu Anggaran 2024,” menjelaskan tujuan dari kegiatan tersebut.
Menanggapi viralnya video ini, Sekretaris Desa Citeureup, Oom Rukmana, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa kejadian dalam video memang terjadi di lingkungannya, namun ada kesalahpahaman terkait konteks bantuan yang diterima oleh ibu hamil tersebut. “Penyaluran itu ketidaktahuan dan kesalahpahaman terkait bantuan yang diterima penerima manfaat,” ujar Oom Rukmana.
Oom Rukmana menegaskan bahwa situasi tersebut tidak seperti yang dipersepsikan banyak orang di media sosial. Menurutnya, bantuan untuk ibu hamil dan balita dibagi dalam dua tahap, dengan penyaluran pertama dilakukan pada bulan Agustus dan penyaluran tahap kedua dijadwalkan pada bulan Oktober 2024.
“Kami menggabungkan dua tahap penyaluran menjadi satu karena terjadinya dropping yang double saat penyaluran pertama,” tuturnya. Ia juga menekankan bahwa semua bantuan yang sudah disalurkan pada tahap pertama memenuhi semua persyaratan dan tidak ada yang dirugikan.
Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami konteks sebenarnya di balik video yang viral tersebut dan tidak terjebak dalam kesalahpahaman yang dapat menciptakan stigma negatif terhadap upaya penyaluran bantuan di desa mereka.