Washington, ECNETNews – Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan pemerintah Iran untuk menghentikan semua rencana jahat terhadap calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
“Setiap upaya pembunuhan terhadap Trump akan dianggap sebagai tindakan perang,” ungkap seorang pejabat AS, Rabu, 16 Oktober 2024.
Pejabat tersebut menyatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah menerima informasi berkala mengenai ancaman ini dan telah menginstruksikan timnya untuk menanggapi rencana jahat Iran terhadap warga Amerika. Biden telah mengarahkan pejabat tinggi AS untuk menyampaikan peringatan tegas kepada pemerintah Iran.
Menurut pejabat itu, Iran telah diberitahu bahwa setiap upaya yang dilakukan terhadap Trump akan dianggap sebagai tindakan permusuhan. Sementara itu, Iran membantah campur tangan dalam urusan AS, bahkan menuduh Washington telah mencampuri urusannya selama bertahun-tahun.
Perlu dicatat, pada Januari 2020, Trump mengarahkan serangan udara yang menewaskan komandan militer Iran, Qassem Soleimani, setelah mendapatkan intelijen bahwa dia merencanakan serangan terhadap fasilitas AS di Timur Tengah.
Trump, yang berusaha kembali ke Gedung Putih setelah kalah dalam pemilihan umum 2020, kini bersiap untuk menghadapi Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan yang akan datang pada 5 November.
Pihak kampanye Trump mengungkapkan pada 24 September bahwa ia telah diberi pengarahan mengenai dugaan ancaman dari Iran. Gedung Putih menyatakan bahwa AS telah memantau ancaman dari Iran selama bertahun-tahun dan memperingatkan bahwa konsekuensi serius akan menghadapi Teheran jika menyerang warga negara AS.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menegaskan, “Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional yang sangat penting, dan kami mengutuk keras ancaman yang tidak beradab ini. Jika Iran menyerang warga negara kami, termasuk yang masih bertugas atau yang pernah bertugas, Iran akan menghadapi konsekuensi berat.”
Ia menambahkan bahwa lembaga terkait terus memberikan informasi ancaman yang berkembang kepada tim keamanan mantan presiden, dan Presiden Biden telah mengarahkan Dinas Rahasia untuk mendapatkan semua sumber daya yang diperlukan untuk melindungi mantan presiden dari ancaman ini.