Lombok, ECNETNews – Polsek Kayangan di Lombok Utara diserang oleh sekelompok massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Dalam insiden tersebut, kendaraan yang terparkir di depan kantor polisi juga dibakar, sementara jendela dan pintu Polsek mengalami kerusakan signifikan.
Serangan ini dipicu oleh dugaan pencurian ponsel oleh individu berinisial RW. Kejadian bermula ketika RW berbelanja di sebuah ritel modern dekat patung kuda Lombok Utara.
Terdapat dua versi terkait peristiwa ini. Versi pertama menyebutkan bahwa RW mengambil ponsel kasir dan menyimpannya di dalam tas belanja. Setelah itu, kasir melaporkan insiden tersebut ke Polsek Kayangan dengan bukti rekaman CCTV.
Versi kedua mengklaim bahwa RW secara tidak sengaja mengambil ponsel yang disangka miliknya dan membawanya pulang. Saat pemilik ponsel menghubunginya, RW berjanji untuk mengembalikannya. Namun, kasus ini telah viral, sehingga polisi menahannya.
RW sempat menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian dan proses mediasi diadakan. Meskipun ponsel milik karyawan ritel modern sudah dikembalikan, ada dugaan bahwa polisi meminta sejumlah uang dari RW. Tindakan ini diduga menyebabkan RW mengalami tekanan mental yang parah, hingga berujung pada bunuh diri.
Ayah RW, Nasruddin, berkeras bahwa anaknya bukan bunuh diri, melainkan korban tekanan mental dari oknum polisi. “Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat itu,” ungkap Nasruddin, Selasa, 18 Maret 2025.
Nasruddin menjelaskan bahwa anaknya tidak sengaja mengambil ponsel di ritel tersebut. Setelah berdamai dan menyerahkan uang damai Rp2 juta, RW masih diancam oleh polisi dengan tuntutan tujuh tahun penjara dan denda Rp90 juta.
Nasruddin menambahkan, “RW pernah menceritakan bahwa ia diminta menyerahkan Rp 15 juta, lalu meningkat menjadi Rp 90 juta, atau menghadapi penjara selama 7 tahun.”
RW dikenal baik oleh warga setempat, seorang ASN yang rajin beribadah, pernah bekerja sebagai TKI demi membiayai kuliah, dan bahkan pernah menerima beasiswa di sebuah kampus di Malang. Ia juga pernah berjualan es teh keliling untuk membantu keluarga sebelum diterima sebagai staf teknis di Dinas PUPR Lombok Utara.
Pihak kepolisian belum memberikan tanggapan terkait kasus ini. Saat dikonfirmasi, Kabid Propam Polda NTB tidak memberikan jawaban. Sedangkan Kabid Humas Polda NTB menyatakan bahwa penyelidikan terkait motif penyerangan ini masih berlangsung dan mereka belum bisa memberikan informasi lebih lanjut.
Kapolda NTB, Irjen Pol. Hadi Gunawan, juga hadir di lokasi kejadian setelah insiden terjadi. Hingga saat ini, penyelidikan mengenai kronologi penyerangan masih terus dilakukan.