Jakarta, ECNETNews – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan di media sosial, terutama terkait perubahan menu saat Ramadan yang kini beralih ke makanan instan.
Foto-foto yang beredar menunjukkan paket MBG yang berisi makanan instan seperti biskuit, roti, dan sereal, menggantikan menu bergizi seimbang yang diharapkan. Publik mengangkat isu ini melalui tagar #AwasiMBGRamadhan, dengan potret makanan instan yang dibagikan selama bulan puasa.
Paket makanan tersebut berisi satu hingga dua produk instan, dilengkapi dengan telur rebus, beberapa buah kurma, susu kemasan, dan buah seperti jeruk atau salak. Pergantian menu ini diklaim untuk kepraktisan, agar makanan dapat dibawa pulang untuk berbuka puasa. Namun, banyak yang mengkritik keputusan ini, menilai kandungan gizi berkurang drastis dan tidak mencerminkan konsep “bergizi” yang dijanjikan.
Publik juga menyoroti biayanya yang rendah, dengan perkiraan nilai makanan kurang dari Rp 10 ribu per paket, jauh dari ekspektasi anggaran yang sebelumnya dilaporkan.
Kritik Tentang Menu MBG
Keputusan untuk mengganti menu MBG dengan makanan instan memicu kekhawatiran di kalangan ahli gizi. Para pakar menyatakan bahwa kebijakan ini bisa membingungkan persepsi anak-anak tentang makanan sehat. Mereka mengingatkan bahwa makanan instan tidak seharusnya dianggap sebagai asupan sehat.
Para ahli memperingatkan bahwa publik bisa salah kaprah menganggap makanan instan aman dikonsumsi secara rutin, padahal penelitian menunjukkan keterkaitan makanan ultra proses dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan.
Program MBG yang awalnya bertujuan memberikan asupan bergizi bagi masyarakat kini terancam kehilangan esensinya jika pengawasan tidak diperketat. Publik berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ini agar kualitas gizi tetap menjadi prioritas, terutama selama bulan Ramadan.