Rabu, 21 Agustus 2024 – 22:37 WIB
Jakarta, ECNETNews – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mendorong perlunya tindakan yang konkret dalam dekarbonisasi untuk mempercepat transisi energi, sebagai langkah kunci menuju Net Zero Emission global atau netralitas karbon.
Pernyataan tersebut disampaikan Rosan saat menghadiri Pertemuan Menteri Asia Zero Emission Community (AZEC) yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 21 Agustus 2024. Dalam kesempatan itu, Rosan menekankan pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan investasi dalam proyek energi terbarukan, menciptakan lapangan kerja hijau, dan memperkuat rantai pasokan energi.
“Selain upaya kolaboratif tersebut, AZEC juga harus berperan sebagai katalis dalam transfer teknologi dan pengembangan kapasitas terkait dekarbonisasi, tidak hanya di negara-negara anggota AZEC, tetapi juga di seluruh wilayah yang lebih luas,” ungkap Rosan.
Rosan Roeslani juga turut serta dalam penandatanganan Memorandum of Cooperation (MoC) antara Indonesia dan Jepang di sektor energi bersama Menteri Energi, Perdagangan dan Industri Jepang. Ia menyambut baik penandatanganan MoC ini dan berkomitmen bahwa pemerintah Indonesia akan berkontribusi aktif bersama METI dan AZEC dalam mempromosikan Tenaga Listrik Nol Emisi.
“Indonesia berharap dapat secara aktif berpartisipasi dalam inisiatif baru dari METI, yaitu Inisiatif AZEC untuk mempromosikan Tenaga Listrik Nol Emisi, menciptakan Pasar Bahan Bakar Berkelanjutan, dan mengembangkan Industri Generasi Berikutnya,” jelas Rosan.
Seiring dengan penandatanganan MoC, Rosan menggarisbawahi pentingnya penanganan perubahan iklim sembari memastikan keamanan energi, dengan berbagai langkah untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon secara efektif.
“Saya ingin menekankan kembali konsensus AZEC mengenai program-program penting, antara lain mempromosikan efisiensi dan teknologi konversi energi, meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, serta mengembangkan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), energi alternatif, dan rantai pasokan global untuk bahan-bahan penting seperti litium, nikel, dan mineral kritis,” paparnya.
Bersama Menko Perekonomian, Rosan juga menjelaskan kemajuan transisi energi yang telah dicapai Indonesia dalam upayanya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Salah satu implementasi dari komitmen ini adalah penyusunan Net Zero Emission Roadmap, di mana Indonesia meningkatkan Nationally Determined Contributions (NDCs) atau target pengurangan emisi menjadi 32 persen pada tahun 2030.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk mencapai target pengurangan emisi, seperti pembangunan infrastruktur interkoneksi listrik dan pipa gas, eksplorasi gas alam secara masif, serta pengurangan secara bertahap terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Selain itu, pemerintah juga terus memperkuat ekosistem kendaraan listrik dan mempersiapkan proyek percontohan untuk Carbon Capture and Storage (CCS) yang diharapkan selesai pada tahun 2030, serta mengintegrasikan akses energi bagi masyarakat lokal dengan tetap menjaga kestabilan dan keamanan sistem.
“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa yang diberikan dalam menyukseskan Pertemuan Menteri AZEC ke-2 ini,” tutup Rosan.