Kamis, 10 Oktober 2024 – 09:01 WIB
Vientiane, Laos – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa krisis yang melanda Myanmar telah berdampak negatif terhadap stabilitas kawasan, memicu peningkatan aktivitas kriminal lintas batas seperti perdagangan manusia dan judi daring di ASEAN.
Dalam sesi Konferensi Tingkat Tinggi Ke-44 dan Ke-45 ASEAN yang berlangsung di Vientiane pada 9 Oktober 2024, Retno menekankan bahwa kejahatan terorganisasi lintas batas kini menjadi perhatian utama bagi hampir semua negara anggota ASEAN.
“Masalah kejahatan terorganisasi lintas batas, penipuan daring, dan judi online telah menjadi perhatian bagi semua negara. Ketidakstabilan di Myanmar berkontribusi pada meningkatnya aktivitas kriminal lintas batas,” kata Retno dalam pernyataannya di Vientiane.
Dia menambahkan bahwa diperlukan penguatan kerja sama antar negara ASEAN untuk menangani berbagai kejahatan ini, termasuk perdagangan manusia dan penipuan daring.
Indonesia juga telah menjalin kerjasama bilateral dengan Kamboja, Myanmar, dan Filipina dalam upaya menanggulangi kejahatan lintas batas, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi.
Retno menjelaskan bahwa kolaborasi dengan otoritas setempat sangat penting untuk membantu penanganan atau evakuasi korban warga negara Indonesia di negara-negara tersebut.
Selain itu, para pemimpin ASEAN juga telah sepakat untuk mengeluarkan deklarasi saat Indonesia menjabat sebagai ketua pada tahun 2023, yang menekankan pentingnya kerja sama dalam penanganan kejahatan lintas batas yang tidak hanya melibatkan korban dari Indonesia, tetapi juga dari negara anggota ASEAN lainnya.
“Pada saat Indonesia menjadi ketua, kami merumuskan deklarasi untuk meningkatkan kerja sama penanganan kejahatan lintas batas terkait teknologi, termasuk masalah penipuan daring dan judi online, untuk menyelesaikan isu ini baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN,” jelas Retno.
Halaman Selanjutnya