Rabu, 21 Agustus 2024 – 12:58 WIB
ECNETNews – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memimpin pertemuan bilateral antara Asia Zero Emission Community (AZEC) dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Saito Ken dan Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda. Pertemuan ini berfokus pada penguatan investasi sektor swasta untuk mempercepat transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.
Menko Airlangga mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai sejak pembentukan AZEC Indonesia-Japan Joint Task Force tahun lalu. Sejumlah enam Expert Group Meeting telah digelar untuk mengidentifikasi peluang dan mencari solusi atas tantangan investasi di bidang transisi energi. Hasil pertemuan tersebut mengidentifikasi beberapa proyek potensial yang terbagi dalam tiga kategori berdasarkan kesiapan proyek.
“Pada kategori I, terdapat proyek-proyek komersial siap dilaksanakan, seperti Proyek panas bumi Muara Laboh dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka. Pada kategori II, terdapat proyek-proyek yang siap dikomersialkan namun masih dalam studi kelayakan, seperti proyek pengelolaan lahan gambut dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera. Kategori III berisi sekitar 74 MoU dan inisiatif lainnya yang perlu diteliti lebih lanjut. Potensi investasi dari kategori ini akan ditingkatkan ke kategori II dan I,” jelas Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi debottlenecking guna mempercepat pelaksanaan proyek. Selain itu, pihaknya berkomitmen untuk mendukung investasi pada proyek-proyek potensial lainnya, termasuk produksi Crude Coconut Oil (CCO) untuk Sustainable Fuel Aviation (SFA), pembangkit listrik tenaga panas bumi, sumber energi air, produksi amonia hijau, hidrogen hijau, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
Di akhir pertemuan, Menko Airlangga berharap kerja sama AZEC dapat menciptakan iklim yang mendukung pengembangan pembiayaan hijau di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mobilisasi investasi domestik dan internasional melalui platform keuangan kolaboratif dan mekanisme berbasis pasar yang efektif, seperti perdagangan karbon.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.