Kamis, 29 Agustus 2024 – 22:40 WIB
Amerika Serikat – ECNETNews – Amerika Serikat semakin aktif dalam upaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan, seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.
Pejabat AS menyatakan bahwa fokus mereka adalah menangani situasi yang berkembang setelah terjadinya baku tembak lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
“Gencatan senjata di Gaza juga dapat membantu meredakan ketegangan di sepanjang Garis Biru antara Lebanon selatan dan Israel utara, menciptakan kondisi yang memungkinkan warga sipil Lebanon yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka, serta bagi warga sipil Israel untuk kembali ke utara,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Juru bicara menambahkan bahwa AS terus memantau perkembangan di Israel dan Lebanon, serta tetap berkomunikasi dengan mitra mereka di kawasan tersebut.
“Komitmen kami terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tidak tergoyahkan dari semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah. Kedutaan besar kami di Israel dan Lebanon terus menjalankan tugas rutin dan siap membantu warga AS yang membutuhkan,” tambahnya.
Hizbullah Lebanon pada hari Minggu mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan ratusan roket dan drone ke wilayah Israel sebagai bagian dari “tahap pertama” respons terhadap pembunuhan seorang komandan senior mereka oleh Tel Aviv di Beirut bulan lalu.
Pernyataan tersebut muncul setelah serangan udara besar-besaran oleh militer Israel di Lebanon selatan, yang mereka klaim bertujuan untuk mencegah serangan dari Hizbullah. Hizbullah pun menyebut klaim Israel tentang pelaksanaan “serangan pendahuluan” sebagai tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Sementara itu, negosiasi gencatan senjata Gaza di Kairo berakhir tanpa kesepakatan, di mana kelompok Hamas menuntut Israel untuk mematuhi kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya. Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel masih melanjutkan serangan ke Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 40.400 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.000 luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang berkepanjangan di Gaza juga telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, menyebabkan kerusakan yang parah di kawasan tersebut.