Jakarta, ECNETNews – PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM berfokus pada usaha ultra-mikro, suatu pendekatan yang dianggap krusial dalam upaya pengentasan kemiskinan dan melindungi masyarakat dari praktik bank emok yang merugikan.
Imam Widhiono, seorang guru besar dari Universitas Jenderal Soedirman, menyatakan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat adalah langkah utama untuk menghindarkan mereka dari risiko bank emok. “Upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat harus terus dilakukan,” kata Imam pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Pemenuhan pembiayaan dan pendampingan yang dilakukan oleh PNM dinilai efektif dalam melindungi masyarakat dari praktik-bank yang tidak beretika tersebut.
Program Mekaar yang diusung PNM bertujuan untuk memerangi kemiskinan, bahkan kemiskinan ekstrem, dengan mengintegrasikan data yang berkaitan dengan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Diharapkan, melalui program Mekaar, masyarakat akan lebih cerdas secara finansial dan terhindar dari jebakan bank emok.
Program ini juga fokus pada penguatan kemampuan, kapasitas, dan aset pelaku usaha ultra-mikro, memberikan akses terhadap permodalan tidak hanya kepada mereka yang sudah memiliki usaha, tetapi juga kepada individu yang menunjukkan keinginan kuat untuk memulai usaha.
Berdasarkan analisis dari Indef, program Mekaar telah menunjukkan dampak signifikan terhadap perubahan aset di seluruh sektor ekonomi. Sektor-sektor yang paling merasakan dampak positif adalah pertanian (1,78 persen), peternakan (1,07 persen), dan perkebunan (0,79 persen).
Sementara itu, sektor bangunan, industri karet plastik, dan industri alat transportasi juga terindikasi mendapatkan pengaruh positif meskipun tidak secara langsung menerima pembiayaan dari program Mekaar.
Dari perspektif pendapatan rumah tangga, program ini berhasil meningkatkan pendapatan antara 1,36 persen hingga 1,71 persen. Setiap peningkatan 1 persen dalam plafon kredit Mekaar dikaitkan dengan peningkatan omzet usaha sebesar 0,066 persen dan profit sebesar 0,060 persen.
Selanjutnya, LPEM FEB UI mencatat bahwa setiap kenaikan plafon kredit Mekaar sebesar 1 persen berkontribusi dalam mengurangi kemungkinan status miskin bagi debitur PNM sebesar 0,004 persen menurut Multidimensional Poverty Index (MPI).
Keberhasilan program Mekaar dalam meningkatkan kesejahteraan nasabah tercermin dari perbaikan indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang tidak terlepas dari pemanfaatan budaya produktif dalam masyarakat.