Jakarta – Pemerintah Indonesia memperkuat dorongannya terhadap perguruan tinggi untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan (R&D) bersama industri strategis. Langkah ini bertujuan untuk mendukung hilirisasi yang menjadi fokus utama pemerintah.
“Tanpa inovasi, pencapaian besar adalah hal yang mustahil. Indonesia harus secara inovatif memanfaatkan potensi besar komoditasnya melalui hilirisasi untuk memberikan dampak ekonomi yang lebih optimal bagi masyarakat dan negara,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Penting bagi perguruan tinggi untuk memainkan peran strategis dalam merangsang inovasi melalui penelitian dan pengembangan, khususnya di sektor komoditas unggulan.
“Kampus harus terlibat aktif dalam pengembangan sektor digital yang sedang berkembang pesat, serta berkolaborasi dengan berbagai institusi dan sektor industri, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tambahnya.
Hilirisasi telah dimulai sejak 2009 melalui undang-undang yang melarang ekspor bahan mentah dan mendorong pengolahan di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah.
Pemerintah juga memperluas hilirisasi ke sektor pertanian, terutama pada komoditas unggulan ekspor seperti minyak kelapa sawit. Di tahun 2024, Indonesia memproduksi hampir 50 juta ton minyak sawit mentah (CPO) dan telah menerapkan biodiesel B40 untuk meningkatkan ketahanan energi domestik.
Selain itu, pemerintah menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara UGM dan perusahaan internasional yang fokus pada pengembangan penelitian material energi baru.