Medan, ECNETNews – Kadin Sumut Bidang Pekerjaan Umum dan Infrastruktur bersama Gapeksindo Sumut, mengungkapkan sorotan mendalam terhadap pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di wilayah Sumut.
Pembangunan venue PON 2024 ini dianggap sangat berbeda dibandingkan dengan kondisi di lapangan dan pernyataan dari Pejabat Gubernur Sumut, Agus Fatoni, yang menyatakan bahwa proyek ini berjalan sesuai target dan jadwal.
“Untuk PON ini, kita akan berevaluate setelah pelaksanaan. Dinding beton bisa selesai dalam dua minggu. Namun, jika dikebut, betonnya bisa siap dalam dua hari. Tampilan luar mungkin mirip, tetapi konstruksi yang sebenarnya tidak diketahui oleh masyarakat umum,” kata seorang Pemerhati Konstruksi Sumut dalam diskusi di Kantor Gapeksindo Sumut.
Dalam diskusi tersebut, Wakil Ketua Kadin Sumut Bidang Pekerjaan Umum dan Infrastruktur, Syamsuddin Waruwu, juga turut hadir. Bersama mereka, Sekretaris Umum Gapeksindo Sumut, Josua Fereira Pangaribuan, dan pengurus lainnya turut memberikan masukan terkait kondisi venue yang sedang dibangun.
Erickson menegaskan bahwa kritik terhadap pembangunan venue sangatlah penting. Dia menyatakan, jika evaluasi dilakukan setelah PON, hal tersebut tidak akan mencapai makna yang diinginkan. “Kita harus berani berbicara dari sekarang agar segala kekurangan dapat diperbaiki,” ungkapnya.
Dia juga menekankan pentingnya venue berkualitas untuk masa depan olahraga di Sumut, dengan harapan venue tersebut memenuhi standar internasional dalam pembangunan infrastruktur. “Bukan hanya soal jumlah proyek, tetapi juga kualitas untuk mendukung para atlet,” lanjutnya.
Menurut Syamsuddin Waruwu, indikasi adanya keterlambatan dalam kesiapan venue perlu disampaikan. “Kami ingin memberikan sinyal bahwa kami menyadari keadaan ini dan berharap adanya perbaikan,” ujarnya.
Ucok Kardon juga menyoroti masalah hukum yang dapat muncul akibat proyek infrastruktur yang bermasalah, menekankan kami berharap kejadian serupa tidak akan terulang setelah PON. “Kami ingin memastikan bahwa dunia konstruksi di Sumut tidak dihadapkan pada permasalahan yang sama di masa depan,” jelasnya.
Penilai Ahli Konstruksi, Junjungan Pasaribu, menambahkan, banyak masalah terjadi mulai dari pelanggaran regulasi hingga korupsi dalam proses tender. “Kami ingin menekankan pentingnya transparansi dan keakuratan dalam proyek konstruksi, agar tidak ada pihak yang dirugikan,” tuturnya.
Secara keseluruhan, diskusi ini mencerminkan kepedulian dan harapan yang tinggi dari para pemangku kepentingan terhadap kualitas venue PON 2024 demi kemajuan olahraga di Sumut dan prestasi para atlet di masa depan.