Minggu, 9 Maret 2025 – 00:30 WIB
Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya maksimal melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana, terutama akibat curah hujan tinggi yang berpotensi memicu banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa salah satu langkah yang diambil adalah melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengendalikan curah hujan dan meminimalisir dampak bencana alam yang mungkin terjadi.
“Teknik ini melibatkan penyebaran bahan tertentu, seperti natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO) menggunakan pesawat khusus,” ujar pejabat BNPB dalam pernyataan resminya.
BNPB telah berkolaborasi dengan TNI AU dan BMKG untuk melaksanakan OMC dari 4-8 Maret 2025, di beberapa lokasi strategis. Tujuannya adalah menurunkan intensitas curah hujan, terutama di daerah dengan risiko tinggi terhadap bencana banjir dan longsor.
Mekanisme pelaksanaan OMC dimulai dengan penetapan status tanggap darurat oleh pemerintah daerah dan permohonan pelaksanaan OMC kepada BNPB. Setelah itu, pos pelaksanaan OMC di bandara terdekat akan diaktifkan, yang akan diisi oleh personil BNPB.
“Personil BMKG akan memberikan analisis cuaca dan target awan untuk disemai garam,” tambahnya.
Selanjutnya, BNPB akan bekerja sama dengan penyedia pesawat operasional untuk melaksanakan OMC, dengan penyemaian garam dilakukan setiap hari. Pada Jumat, 7 Maret 2024, operasi kembali dilanjutkan dengan lima sorti penerbangan yang menyasar wilayah perairan Selatan Sukabumi.
Akhirnya, sebanyak 4 ton NaCl dan 1 ton CaO telah disebarkan dalam operasi tersebut. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek tidak mengalami hujan setelah operasi dilakukan, menunjukkan efektivitas intervensi cuaca dalam mengendalikan curah hujan.
Hari ini, 8 Maret 2025, BNPB kembali melakukan operasi OMC untuk mendukung penanganan darurat bencana di Provinsi Jawa Barat. Dengan 8 sorti penerbangan, operasi ini menargetkan wilayah Jawa bagian barat pada ketinggian antara 8.000-11.000 kaki, dengan penerbangan pertama dimulai pukul 03.00 WIB dan sorti terakhir dijadwalkan berakhir pada pukul 22.30 WIB.
Penting untuk dicatat bahwa hasil dari operasi ini memperkuat efektivitas teknologi modifikasi cuaca dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana dan menjaga keseimbangan lingkungan. BNPB berkomitmen untuk menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya.