Selasa, 3 September 2024 – 13:14 WIB
ECNETNews – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, telah tiba di Indonesia untuk kunjungan bersejarah ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga :
Panglima TNI Buka Latihan Safkar Indonesia – Singapura di Salatiga
Paus tiba dengan menggunakan Pesawat ALITALIA yang mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Baca Juga :
Pasukan Khusus TNI Dikerahkan untuk Mengawal Paus Fransiskus Selama di Indonesia
Paus direncanakan akan berada di Indonesia selama empat hari, dari 3 hingga 6 September 2024, untuk serangkaian pertemuan, termasuk pertemuan kenegaraan dan dialog antaragama di Masjid Istiqlal.
Kunjungan ini merupakan yang ketiga bagi Paus ke Indonesia, setelah kunjungan Paus Paulus II pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Baca Juga :
3 Pejabat TNI Papua Dimutasi, Kolonel Peraih Cumlaude Doktor UGM Gantikan Christian Pieter
Momen penting ini juga mengingatkan pada seorang Kolonel dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang sebelumnya bertugas menjaga keselamatan Paus pada kunjungannya tahun 1989.
Siapa Kolonel tersebut dan bagaimana pengalamannya?
“Pada tahun ’89, saya adalah Kolonel di Kopassus. Pak Try (Jenderal TNI Purn Try Sutrisno) meminta saya untuk mengatur pengamanan Paus dan saya sangat senang,” kata Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah wawancara.
Luhut mengingat, Misa akbar yang dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II di Istora Senayan dihadiri oleh lebih dari 130 ribu orang. “Paus melambaikan tangan kepada masa yang hadir, dan saya mengawal kendaraan beliau,” jelasnya.
Setelah kunjungan di Istora, Paus dan rombongannya melanjutkan perjalanan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan ke Timor Timur, yang saat itu masih menjadi bagian dari NKRI. Di sana, mereka mengunjungi daerah Tasitolu yang terkenal terik.
“Momen paling berkesan bagi saya adalah saat perjalanan ke Medan. Saat itu saya duduk berhadapan dengan Paus di pesawat, melihat beliau tetap tenang dengan rosario di tangannya meskipun semua pasukan pengamanan kelelahan,” ungkap Luhut.
Setelah 35 tahun berlalu, Luhut kini tidak lagi bertugas aktif di TNI. Saat ditanya harapannya seiring kedatangan Paus Fransiskus, ia menyatakan bahwa kunjungan ini adalah momen penting bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kedatangan Paus Fransiskus adalah momen berharga bagi umat Katolik dan seluruh rakyat Indonesia, yang terus menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati. Semoga kehadiran beliau memperkuat semangat kebersamaan dan menginspirasi kita untuk terus hidup dalam damai,” tutup Luhut.
Berita Terkait: 3 Pejabat TNI Papua Dimutasi, Kolonel Peraih Cumlaude Doktor UGM Gantikan Christian Pieter
Halaman Selanjutnya
Dalam wawancara, Luhut menceritakan pengalamannya saat bertugas menjaga Paus pada tahun 1989.